Novel perempuan berkalung sorban ini menceritan
perjuangan seorang perempuan yang ingin hak-haknya diakui dan dihormati oleh
kaum laki-laki. Tokoh utama dalam novel ini adalah Anisa yang biasa dipanggil
Nisa. Nisa hidup dalam lingkungan pesantren milki ayahnya. Nisa mempunyai dua
saudara laki-laki yaitu Rizal dan Wildan.
Nisa selalu menghabiskan hari-haring bersama kedua
kakaknya. Suatu hari Nisa pergi bersama kakaknya Rizal keluar dari pesantren
bermain seharian. Nisa mempunyai keinginan untuk belajar menunggang kuda
seperti yang dilakukan kakaknya tetapi ayahnya melarang karena ayahnya
menganggap bahwa hanya laki-laki yang pantas untuk menaiki kuda. Keinginan Nisa
tetap tinggi untuk bias naik kuda ia semakin mempunyai halangan yang berat
karena diawasi enam santri yang disuruh ayahnya. Dalam segala urusan yang
berkenaan dengan laki-laki Nisa selalu
dikesampingkan karena wanita dianggap hanya bias memasak, melayani suami dan
mengurusi anak-anak kelak. Dalam hal apapun Nisa dan Rizal sering terlibat
perselisihan seperti pada saat Nisa ingin belajar qiraah pada Mbak May yang
pernah juara tingkat kabupaten. Karena merasa dikesampingkan terus-menerus Nisa
semakin bersemangat untuk belajar qiraah dan naik kuda. Suatu saat waktu pulang
belajar dari kamar Mbak May Nisa ketahuan ayahnya dan dimarahi habis-habisan. Setelah kejadian
itu Nisa semakin mendapat aturan-aturan yang ketat dari ayahnya. Nisa dilarang
untuk keluar pesantren selain untuk sekolah dan mengaji dipesantren. Ayah Nisa
termasuk orang yang masih berpikir kolot
karena menganggap perempuan lemah dan mengajarkan tentang kitab-kitab
kisah zaman dulu. Nisa sedikit mendapat pembelaan dari Lek Kudhori seorang gurunya tetapi hal itu tidak dapat
mengubah semuanya karena Ayah Nisa sangatlah dihormati. Dalam mengajar Lek
Kudhori selalu menceritakan pahlawan-pahlawan perempuan yang membuta Nisa
menyukainya.
Nisa merasa sedih karena Lek Kudhori sebentar lagi
pergi ke Kairo untuk melanjutkan studinya. Rizal meski sudah dewasa selalu
berpenampilan biasa memakai celana pendek namun tidak pernah dipermasahkan
seperti Nisa saat melakukan kesalahan sedikit saja. Nisa memiliki nama asli
Annisa Nuhaiyyah yang berarti perempuan yang berakal atau perempuan yang
berpandangn luas. Menurut ibunya ibu Hajjah mutmainah nama itu diberikan karena
diharapkan Nisa dapat menggantikan posisi ayahnya kelak.
Setelah kepergian Kudhori Nisa selalu murung dan
mengurung dirinya di kamar. Nisa merasa tidak ada lagi sosok malaikat yang
selalu membelanya dan tulus menyayanginya. Meski Nisa dan Kudhori jauh mereka
tetap menjalin hubungan melalui surat. Nisa di pesantern bagai seorang putri
yang banyak mengagumninya termasuk Pak Joko.
Suatu hari karena kejenuhannya Nisa mengajak Aisyah
keluar ke kota untuk menonton film Amitha Bacham di bioskop. Saat di depan
bioskop Nisa ditarik seorang pemuda yang berniat jahat padanya, beruntung pada
saat yang bersamaan Pak Tasmin seorang penjual peralatan kerja yang pernah
melihat Nisa saat mengarap sawah milik ayahnya
menolongnya hingga membuat laki-laki itu menjauhinya.
Seminggu kemudian Ayah Nisa mengetahui kejadian di
bioskop. Ayah Nisa sangat marah karena hal itu, ayah Nisa mengancam akan
memasukkan Nisa ke pesantern yang jauh. Nisa memiliki rasa penasaran yang
tinggi terhadap apa yang dipelajarinya di dalam kitab-kitab. Hingga terkadang
hal itu membuat tawa teman-temannya karena selalu ditanyakan pada pak Kiai saat
belajar di kelas. Nisa telah memasuki masa dewasa karena ia telah menemui masa
haidz yang pada umumnya anggapan di pesantren itu dianggap sebagai tanda
kedewasaan seorang perempuan. Karena kekawatiran Ayahnya Nisa kemudian
dijodohkan dengan Samsudin yang telah memilki seorangt istri bernama Kalsum.
Ayah Nisa tidak dapat menolak ajakan teman dekatnya Kiai Nazarudin. Pernikahan itupun terjadi meski
tidak didasari dengan rasa saying diantara mereka. Setelah pernikahan itu Nisa
selalu mendapat perlakuan yang tidak menyengkan. Nisa selalu dipaksa untuk
melayani Samsudin meski hal tersebut dilarang dari segi agama dengan kekerasan
seks. Hari demi hari Nisa lalui bersama Samsudin dan istrinya yang pertama
Kalsum. Kalsum menceritakan banyak hal pada Nisa. Nisa memberikan banyak
pelajaran pada Kalsum tentang apa yang salah dan benar menurut syariat. Nisa
dan Kalsum menjadi semakin dekat hingga seperti kakak adik. Nisa dan Samsudin
terlibat suatu pertengkaran yang hebat karena Nisa ingin mempertahankan haknya
sebagai seorang wanita. Nisa menyadari jika Samsudin memiliki kelainan
seks sejak dengan Ayahnya Kiai Najamudin karena memilki gambar dan film porno
yang masih tersimpan dilemarinya. Nisa
semakin mendapat perlakuan yang tidak manusiawi ia sering ditampar oleh
Samsudin atas penolak-penolakannya.
Setelah selesai belajar di Kairo kudhori pulang.
Kudhori disambut meriah dilingkungan pesantren hingga dibuatkan acara seperti
pesta kegembiraan atas keberhasilannya. Nisa melepas rindu terhadap Kudhori dan
memeluknya. Kudhori pun masih menganggap Nisa seperti yang dikenal dulu meski
sekarang ia telah bersuami. Nisa kemudian menceritakan banyak hal pada Kudhori.
Nisa sudah tidak bias menyembunyikan segala yang menimpanya. Nisa menganggapm
saat itulah yang tepat untuk membongkar segala yang dilakukan Samsudin
terhadapnya. Mereka semua yang ada disana terkejut dan terpana atas pernyataan
Nisa. Ibu Nisa sangat beremapti pada Nisa dan memeluknya. Semua orang berubah
dan menyadarinya. Ayahnya Nisa jatuh sakit mendengar semua yang terjadi pada
Nisa. Rizal dan Wildan sadar yang meminta Nisa untuk tabah menghadapi apa yang
dialaminya. Suatu malam diadakan pertemuan untuk membahasa permasalahan yang
menimpa Nisa. Sebuah keputusan diambil karena Ayah Nisa merasa tidak enak untuk
menemui Kiai Najamudin maka awalnya Kudhori diajukan untuk menjadi penggantinya
namun karena dirasa masih muda maka Kiai Mahfud yang mengantikannya.
Kiai mahfud menemui Kian Najamudin dan mengambil
keputusan perceraian. Setelah berceria dengan samsudin Nisa pergi ke kecamatan
bersama Kudhori. Ayah Nisa tidak menyetujui hubungan itu dan menyuruh kudhori
pulang ke kampong halamannya atau pergi sejauh-jauhnya dari kehidupan Nisa.
Mereka berpisah, namun Kudhori berjanji akan dating lagi untuk melamarnya,.
Nisa melanjutkan kuliahnya. Kudhori mengajar di dua universitas dan membuatnya
semakin mapan. Denganb kemapananya Kudhori mengajak Nisa menikah meski pada
walnya Nisa masih ragu untuki membangun rumah tangga yang kedua kalinya namun
Kudhori selau sabar dalam meyakinkan Nisa. Mereka berdua punb menikah dan
menghabiskan hari-harinya penuh dengan kebahagiaan. Saat-saat tertentu Nisa
masih teringat pada apa yang dilakukan Samsudin. Dengan kasih sayangnya Kudhori
selalu sabar menghadapi Nisa. Beberapa tahun kemudain mereka mempunyai anak
yang diberi nama Mahbub.
Bagai petir disiang bolong Nisa sangat terkejut saat
mendengar berita bahwa Kudhori mengalami sebuah kecelakaan. Terdengar kabar
bahwa samsudin yang telah menabrak Kudhori. Kudhori dibawa kerumah sakit namun
Tuhan berkehendak lain. Kudhori akhirnya meninggal karena mengalami pendarahan
hebat di kepalanya. Semua orang member dukungan pada Nisa. Nisa menyuruh Mahbub
untuk member salam yang terakhir untuk ayahnya. Dan saat itu pula Nisa mengucapkan rasa sayangnya pada kudhori.
selamat sore, saya sedang mencari copy novel Perempuan Berkalung Sorban. apa anda punya rekomendasi tempat dimana saya bisa dapat novel tersebut? karena novel tersebut sudah langka di tempat saya. terima kasih
BalasHapus