A.
Pengertian
Klausa Inti dan Klausa Non-inti
Klausa
inti adalah klausa yang tidak diawali dengan konjungsi dan unsur-unsurnya
sekurang-kurangnya terdiri atas S (subjek) dan P (predikat). Klausa inti secara
potensial dapat berdiri sendiri. Klausa noninti adalah klausa yang diawali
dengan konjungsi, klausa ini dalam terjemahan Quran tidak berdiri sendiri,
walaupun ada kemungkinan jika konjungsi yang bersangkutan dihilangkan dapat
berdiri sendri sebagai klausa yang berdiri sendiri sebagai kalimat.
B.
Klasifikasi
Klausa dalam Teks Terjemahan Quran
1.
Klausa
Inti
Klausa inti dalam terjemahan Quran berdasarkan
urutannya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a) Klausa yang berurutan
biasa
Klausa ini merupakan klausa
subjeknya terletak pada awal kalimat dan predikat di belakang subjek. Klausa dalam terjemahan Quran yang termasuk
klausa berurutan biasa sebagai berikut: (2:70)
“Mereka berkata”
b) Klausa berurutan inverse
Klausa inverse adalah klausa yang prediikatnya di
belakang subjek. Klausa pada terjemahan Quran yang temasuk klausa inverse
sebagai berikut: (2:31-32)
“Maha suci engkau”
2.
Klausa
Non-inti
Klausa non-inti adalah klausa yang
diawali dengan kata penghubung atau konjungsi. Klausa ini teridentifikasi dari
bagian terjemahan ayat-ayat Al Quran yang memiliki hubungan maknawi dengan
klausa-klausa atau kalimat. Berdasarkan
konjungsi yang digunakan klausa ini bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar,
yakni:
a)
Klausa
yang diawali oleh konjungsi koordinatif
Konjungsi
koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur yang sejajar. Berikut
contoh konjungsi koordinatif yang diawali oleh konjungsi koordinatif dan : (2:40)
dan penuhilah janjimu kepada-Ku
b)
Klausa
yang Diawali oleh Konjungsi Subordinatif
Klausa yang diawali konjungsi
subordinatif ini dapat ditemukan adanya klausa yang diawali oleh konjungsi subordinatif
yang menyatakan:
1) Klausa
yang diawali oleh konjungsi yang menyatakan hubungan makna waktu.
Klausa ini ada yang menyatakan
makna waktu berurutan dengan konjungsi seperti lalu, kemudian dan sebelum.
Klausa yang diawali oleh konjungsi yang menyatakan hubungan waktu berurutan dapat
dinyatakan sebagai berikut : (2:31-32)
Kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat
2) Klausa
yang diawali kata pengandaian
Berikut ini klausa yang diawali
oleh konjungsi yang menyatakan pertalian makna pengandaiaan. Konjungsi yang
digunakan adalah seandainya.
(6:112) Seandainya tuhanmu menghendaki.
3) Klausa
yang diawali kata yang menyatakan pertalian makna sebab
Klausa yang diawali oleh konjungsi
yang menyatakan pertalian makna sebab. Konjungsi yang dipakai pada klausa ini
adalah konjungsi sebab, disebabkan, dan karena. Adapun contohnya adalah : (2:70) Karena
sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi
kami
4) Klausa
yang diawali kata yang menyatakan pertalian makna akibat
Klausa yang diawai oleh konjungsi
yang menyatakan pertalian makna akibat, biasanya konjungsi yang dipakai pada
klausa ini adalah maka, oleh karena itu,
hingga, sehingga. Contoh: (2:235) Maka
takutlah kepada-nya.
5) Klausa
yang diawali konjungsi yang menyatakan makna kosesif
Pada klausa yang diawali oleh
konjungsi yang menyatakan pertalian makna kosesif ini digunakan konjungsi padahal, sedang, dan sedangkan. Contoh klausanya: (2:44)
Padahal
kamu membaca kitab suci.
6) Klausa
yang diawali konjungsi yang menyatakan makna tujuan
Pada klausa yang diawali konjungsi
yang menyatakan pertalian makna konsesif ini digunakan konjungsi agar, supaya. Berikut ini adalah klausa
yang dimaksud: (2:70) agar dia
menerangkan kepada kami.
7) Klausa
yang diawali konjungsi yang menyatakan makna harapan.
Pada klausa yang diawali oleh
konjungsi yang menyatakan pertalian makna kosesif ini menggunakan konjungsi mudah-mudahan. Berikut ini klausa-klausa
yang dimaksud : (18:23-24) “Mudah-mudahan
tuhanku akan memberikan petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada
itu”.
8) Klausa
yang diawali konjungsi yang menyatakan makna penjelas
Pada klausa yang diawali oleh
konjungsi yang menyatakan pertalian makna kosesif ini digunakan konjungsi bahwa. Berikut ini adalah contoh klausa
yang digunakannya : (2;71) bahwa sapi
betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai utuk membajak tanah.
9) Klausa
yang diawali konjungsi yang menyatakan makna penegas
Klausa ini menyatakan hubungan
makna penegas dari klausa yang ada didepannya. Klausa ini diawali oleh
penggunaan kata demikian atau demikianlah.
Berikut ini adalah contoh klausa yang digunakan : (6:108) Demikianlah
kami perindah bagi setiap umat mereka.
(6:112) 1 “dan demikian itulah
kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh.
10) Klausa
yang diawali konjungsi yang menyatakan makna seakan-akan
Pada klausa yang diawali konjungsi
yang menyatakan makna pertalian makna konsesif ini digunakan konjungsi seakan-akan. Berikut adalah contoh
klausa yang digunakan : Contoh: (45:
7-8) Seakan-akan mereka tidak
mendengarnya.
11) Klausa
yang diawali kata yang Menyatakan Pertalian Makna Perkecualian
Berikut ini klausa yang diawali
oleh konjungsi yang menyatakan pertalian makna akibat. konjungsi yang dipakai
ini adalah konjungsi ; kecuali.
Berikut adalah contoh klausa yang digunakan : (4;46) Kecuali iman yang sangat tipis.
12) Klausa
yang diawali kata yang menyatakan pertalian makna sikap
Berikut ini klausa yang diawali
konjungsi yang menyatakan pertalian makna akibat. Modalitasa yang dipakai pada
klausa ini adalah hendaklah, tentulah,
sebenarnya, sesungguhnya. Berikut adalah contoh klausa yang digunakan : (4;46) Tentulah
itu baik bagi mereka
13) Klausa
yang diawali kata yang menyatakan pertalian makna seruan
Berikut ini klausa yang diawali
oleh kata yang menyatakan pertalian makna seruan. Adapun kata seruan yang
dipakai pada klausa ini adalah konjungsi wahai,
hai, dan ya tuhanku. Berikut
adalah contoh klausa yag digunakaan : (46:150) Ya tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat engkau.
14) Klausa
yang diawali kata yang menyatakan pertalian makna larangan
Klausa di bawah ini dikelompokkan
ke dalam klausa larangan dikatakan
demikian karena klausa ini diawali dengan kata yang menyatakan pertalian makna
larangan. Adapun kata yang menyatakan larangan adalah janganlah. Berikut ini adalah contoh klausa yang digunakan : (24:53)
“Janganlah kamu bersumpah,
15) Klausa
yang diawali kata yang menyatakan pertalian makna perbandingan
Pada teks terjemahan Al Quran yang
mengandung etika berbahasa ditemukan klausa yang diawali oleh kata yang
menyatakan pertalian makna perbandingan. Konjungsi yang dipakai adalah sebagaimana. Berikut adalah contoh
klausa yang diunakan : (49;2-3) Sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian
kamu terhadap sebahagia
3.
Klausa
Berita
Klausa berita adalah klausa yang
isinya memberitahukan kepada mitra tutur atau mitra bicara (dalam bahasa lisan)
atau pembaca (dalam bahasa tulis). Klausa – klausa yang termasuk jenis klausa
berita adalah klausa yang dibahas, baik klausa inti maupun non-inti. Dengan
berberapa contoh : (2:71)
“Musa berkata:
4.
Klausa
Tanya
Klausa tanya adalah klausa yang
isinya menanyakan sesuatu kepada mitra tutur atau mitra bicara (dalam bahasa
lisan) atau pembaca (dalam bahasa tulis). Klausa ini secara tekstual ditandai
oleh pemakaian kata tanya (interogatif). Jika dilihat variasi strukturnya,
variasi struktur fungsional klausa tanya terdiri atas strukturtanya SP (5data),
tanya SPK (!), tanya SPO (3), tanya SPPel (1), tanya PS (4),dan KSP (1). Klausa
tanya adalah klausa yang diawali oleh kata tanya.Kata tanya yang ditemukan
adalah kata apakah, bagaimana, mengapa,
siapa.
5.
Klausa
Perintah
Klausa perintah adalah klausa yang
isinya memerintah kepada mitra tutur atau mitra bicara (dalam bahasa lisan)atau
pembaca(dalam bahasa tulis). Penanda yang terdapat pada klausa perintah adalah
penggunaan pokok kata kerja ditambah partikel -lah atau –kanlah. Klausa
perintah ini kami kelompokkan menjadi dua, yaitu klausa perintah yang tidak
diawali oleh konjungsi dan klausa perintah yang diawali oleh konjungsi. Contoh
klausa perintah yang tidak diawali dengan konjungsi: (2:83) dirikanlah sholat
6.
Klausa
Larangan
Klausa sejenis perintah adalah
klausa larangan. Menurut Ramlan (dalam Markhamah, 1987:49) memasukkan kalimat
larangan sebagai bagian dari kalimat suruh atau menyuruh. Menurutnya yang termasuk
kalimat suruh adalah kalimat suruh yang sebenarnya, kalimat persilahan, kalimat
ajakan, dan kalimat larangan. Klausa larangan ditandai oleh penggunaan kata
yang menyatakan larangan, yakni kata jangan atau janganlah. Klausa larangan
berpola negasi + SPK :(24: 11) Janganlah kamu menganggap buruk bagi kamu
7.
Klausa
Seruan
Penentuan klausa seruan bukan
didasarkan pada isi, melainkan pada adanya penggunaan satuan lingual (kata,
frasa) yang menyatakan seruan. Pada teks yang dianalisis satuan lingual yang
sering dipakai untuk menyatakan seruan adalah hai… Unsur yang mengikuti seruan bisa kata atau frasa. Kata seruan hai yang diikuti kata misalnya, “Hai Rasul,…”. Adapun seruan yang diikuti
oleh frasa di antaranya, “Hai orang-orang
yang beriman…”.
8.
Klausa
Aktif
Contoh klausa aktif
berpola
SP (2:
31-32) mereka menjawab, (2:
235) Allah mengetahui.
9.
Klausa
Pasif
Sejumlah verba yang menandai klausa
pasif adalah diperintahkan, diwahyukan,
diberi, ditunjuki, dinaikkan, diperintahkan, dikatakan, disuruh, diterangkan, dan
dipersaksikan. Misalnya: (6: 152) Yang demikian
itu diperintahkan Allah kepadamu
Referensi:
Markhamah.
2010. Sintaksis 2 Keselarasan Fungsi,
Kategori & Peran dalam Klausa. Surakarta: Muhammadiyah Univeversity
Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar