Pada suatu malam di ruang tamu sebuah rumah terlihat
seorang wanita bernama Eliza sedang merapikan botol-botol di atas meja dan
merias diri. Terdengar sura ketukan pitu dari luar. Eliza berkata jangan keluar
pada orang yang ada di kamarnya. Eliza membukakan pintu dan terkejut melihat
sosok gelandangan yang pernah Ia jumpai di stasiun kereta. Eliza menayakan pada
gelandangan itu tentang bagaiman gelandangan itu sampai dirumahnya. Eliza
melarang gelandangan itu masuk ke rumahnya karena sedang ada tamu.
Gelandangan itu mengatakan perihal kedatangannya ke
rumah Elisa. Gelandangan itu meminta Eliza untuk menjadi saksi bahwa ia tidak
pernah berbuat apa-apa dalam kereta. Gelandangan itu meminta Eliza untuk
menyembunyikannya karena gelandangan itu sedang diburu polisi. Eliza tiak mau
memenuhi kehendak gelandangan itu. Setelah gelandangan itu memohon dan
merengek-rengek di depan Eliza, Elisa akhirnya bersedia untuk menjadi saksi dan
menyampaikan kebenaran. Gelandangan itu pun segera keluar dan mencari tempat
persembunyian lain.
Eliza menyuruh Firdaus untuk keluar dari kamarnya. Firdaun
mengira bahwa yang datang tadi adalah polisi. Firdaus meminta Elisa untuk
merapikan temapat tidur. Mereka berdua kemudian mulai bercumbu dan menikmati
malam itu. Setelah selesai Eliza membahas apan yang dilakukan Firdaus pada
dirinya. Ternyata apa yang dikatakan Eliza selalu dibantah oleh Firdaus karena
Ia merasa malu. Firdaus memberikan uang sepuluh ribu sebagai imbalan atas apa
yang diberikan Eliza pada dirinya. Akan tetapi Elisa menolaknya karena Eliza
merasa itu tidak pantas untuk orang yang telah menjamah seluruh tubuhnya.
Perdebatan diantara keduanya semakin panas hingga membuat Firdaus merasa kesal.
Firdaus merangkul Eliza dari belakang dan mencekiknya. Eliza memberontak hingga
Firdauz melepaskannya. Firdaun menggunakan segala cara untuk dapat membantah kata-kat Eliza hingga Firdaus
mengancam akan memasukkan Eliza ke dalam bui karena Firdaus merupakan anak
petinggi polisi. Hal itu pun tidak mempengaru Eliza pada pendiriannya. Firdaus
kemudian menuduh Eliza telah diperkosa gelandangan itu namun Eliza membantahnya
lagi karena itu tidak mungkin.
Firdaus menceritakan apa yang dikatakan Wardan padanya.
Mereka berdua mendekatimu. Tak lama kemudian mereka memaksamu dengan kekerasan.
Kau berteriak minta tolong, dan datanglah orang-orang yang hendak menolong. Seorang
di antara gelandangan itu menghunus belati, dan yang lain meloloskan diri.
Eliza pun mengelaknya dan menceritakan jika tidak benar sama sekali. Dua orang
gelandangan itu tenangtenang saja, malah mereka sedikitpun tidak melihat ke
arahku. Kemudian masuklah empat orang sepertimu, dan dua orang dari mereka
merapatkan badannya kepadaku. Mereka sepertinya sedang mabuk. Mereka berkata
bahwa di sana bau busuk dan mereka hendak menghajar dua orang gelandangan itu.
Tentu saja orang-orang itu membela diri dengan sekuat tenaga. Kemudian salah
seorang pemabuk itu terkena tinju pada matanya, dan langsung ia mencabut pistol
dan menembaknya, sedangkan yang satunya melarikan diri.
Firdaus meminta kesaksian Eliza untuk mengatakan
bahwa Thomas tidak bersalah karena membunuh gelandangan yang dianggap sebagai
sampah. Firdaus berkata jika Thomas adalah keponakannya. Eliza tetap bertahan
untuk menyampaikan kebenarannya. Eliza menyadari jika Firdaus ingin mengorak
keterangan darinya tetapi Ia menyesal mengapa Firdaus harus menidurinya.
Terdengar ketukan kemudian pukulan pada pintu. Eliza
membukakan pintu dan terlihat dua orang polisi datang. Eliza menyuruh Firdaus
sembunyi tapi malah Firdaus membukakan pintu. Eliza menolak kedatangan kedua
polisi itu meskipuin telah menunjukkan tanda pengenalnya. Firdaus menunjukkan
uang yang tadi diberikan pada Eliza dan mengatakan bahwa Eliza membuka
pelayanan di rumahnya. Eliza membantah semua tuduhan yuang dikatakan Firdaus.
Kedua orang polisi terus memaksa Elisa untuk membaca dan menandatangani
pernyataan yang dibawanya. Setelah kesal untuk meyakinkan Eliza Firdaus
kemudian menunjukkan pada Elisa foto seorang kolonel yang dikenalinya
Kolonel datang menolong Eliza yang terpojok oleh dua
orang polisi dan Firdaus. Kolonel menceritakan tentang Ibu Thomas yang telah
membesarkankan Thomas dengan segala kesulitannya. Eliza merasa tersentuh dengan
certita yang disampaikan ibu Tita. Eliza pun kemudian bersedia untuk
menandatangi pernyataan tersebut. Setelah mendapatkan tanda tangan mereka pun
meninggalkan Eliza.
Keesokan harinya gelandangan datang ke rumah Eliza
dan bersembunyi dirumahnya. Pada saat yang bersaam kolonel menemui Eliza
menyampaikan berita jika Thomas telah bebas dari semua tuduhannya. Gelandangan mengetahui jika Eliza telah
membohonginya. Setelah kolonel pergi gelandangn itu keluar dari
persembunyiannya. Kemudian dari luar rumah terdengar sirine polisi yang
menandakan jika perburuan atas gelandangan dimulai dengan tuduhan perkosaan.
Eliza menyuruh gelandangan bersembunyi dan mengambil pisau yang ditaruh dilaci
meja. Gelandangan itu bersembunyi dikamar mandi. Pintu dibuka dan Firdaus
masuk. Setelah menayakan tentang gelandangan itu Firdaus menyadari bahwa
gelandangan itu ada diruah Eliza. Gelandangan itu pun kemudian berlari keluar
dan terlibat dalam penembakan yang dilakukan polisi diluar. Firdaus mengatakan
bahwa ia benar-benar ingin memilki Eliza karena Ia telah jatuh hati pada Eliza.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar