Pateda dalam Markhamah ( 1989:58 )
menyatakan bahwa kesalahan pada daerah sintaksis berhubungan erat dengan
kesalahn pada morfologi kerana kalimat berunsurkan kata-kata. Itulah sebabnya
daerah kesalahan sintaksis berhubungan dengan beberapa hal yang terkait dengan
penyusunan kalimat yang baik. Hal-hal yang dimaksud misalnya debgan kalimat
yang berstruktur tidak baku, kalimat yang ambigu, kalimat yang tidak jelas,
diksi yang tidak tepat yang membentuk kalimat, kalimat mubazir, kata serapan
yang digunakan di dalam kalimat, dan logika kalimat.
Sebab-sebab
Terjadinya Kesalahan Bidang Sintaksis
1. Kalimat
Berstruktur Tidak Baku
Kalimat berstruktur tidak baku
merupakan suatu kalimat dengan susunannya tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang ditentukan. Contoh kalimat berstruktur tidak baku :
a) Saya
sudah tulis laporanmu.
2. Kalimat
Ambigu
Kalimat ambigu merupakan kalimat
yang mempu-nyai makna ganda. Contoh kalimat ambigu :
a) Istri pegawai yang gemuk itu pergi ke Semarang.
Kalimat
tersebut bisa berarti :
1) Istri dari pegawai yang gemuk pergi ke Semarang.
2) Pegawai yang gemuk pergi ke Semarang.
1) Istri dari pegawai yang gemuk pergi ke Semarang.
2) Pegawai yang gemuk pergi ke Semarang.
3. Kalimat yang Tidak Jelas
Kalimat yang tidak jelas adalah
kalimat dengan kandungan maknanya tidak jelas. Contoh kalimat yang tidak jelas :
a) Justru
tradisi adat itu yang memberi, inspirasi dalam perjuangan dan menghasilkan
karya-karyanya.
Makna kalimat yang jelas :
a) Justru
tradisi adat itu memberi inspirasi dalam berjuang dan berkarya.
4. Diksi
yang tidak Tepat dalam Membentuk Kalimat
Diksi merupakan
pilihan kata. Diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk menggambarkn
efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karang mengarang
(Kridalaksana, 1993:44). Dalam menyusun suatu kalimat kita harus memilih kata
yang tepat sesuai dengan maknanya. Contoh diksi yang tidak tepat terdapat pada
kalimat berikut:
a)
Tunggu
sedikit, saya ganti baju dulu!
Kata sedikit pada kalimat Tunggu
sedikit, saya ganti baju dulu! kurang tepat. Kata yang tepat adalah sebentar.
5. Kontaminasi Kalimat
Istilah kontaminasi diambil dari
bahasa inggris contamination
(pencemaran). Dalam ilmu bahasa kata itu diterjemahkan dengan ‘kerancuan’.
Rancau artinya ‘kacau’ dan kerancauan artinya ‘kekacauan’. Yang dimaksud kacau
ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat, seperti morfem dan kata. (Markhamah
2010:151). Contoh dalam kalimat:
a)
Dalam
rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat.
Dalam rapat itu dihadiri adalah bentuk yang dikacaukan dari dalam rapat itu hadir dan rapat itu dihadiri.
Dalam rapat itu dihadiri adalah bentuk yang dikacaukan dari dalam rapat itu hadir dan rapat itu dihadiri.
6.
Ketidakkoherensian Kalimat
Koherensi artinya: (1) Tersusun uraian atau pandangan
sehingga bagian – bagiannya berkaitan satu dengan yang lain, (2) dalam sastra
berarti keselarasan yang mendalam antara isi dan bentuk karya sastra, (3) dalam
linguistik berarti hubungan logis antara bagian – bagian dalam karangan atau
antara kalimat – kalimat di satu paragraf, (4) pada bidang Kimia artinya daya
tarik antara molekul – molekul untuk menghindarkan terpisahnya bagian – bagian
bila ada kekuatan dari luar.
Contoh kalimat yang kurang koheren
a)
Kepada
setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (Tidak memiliki subyek yang jelas)
Contoh kalimat yang koheren
a)
Setiap
pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.
7. Penggunaan Kata Mubazir
Kalimat yang mengandung kata yang
mubazir adalah kalimat yang berlebih – lebihan sehingga mengakibatkan tidak
hemat, sia – sia, dan tidak berguna. Jika dilihat artinya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
arti kata mubazir itu hampir sama dengan kata pleonasme. Pleonasme adalah
pemakaian kata – kata yang lebih daripada apa yang diperlukan. Jadi,
kemubaziran (pleonasme) adalah kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh
penggunaan kata yang berlebihan dalam pemakaian, atau penggunaan kata yang
tidak diperlukan. Namun, pada analisis kesalahan berbahasa ini dibedakan antara
penggunaan kata mubazir dan pleonasme. Penggunaan kata mubazir adalah
penggunaan kata – kata yang tidak diperlukan dalam suatu kalimat. Artinya, jika
kata mubazir itu dihilangkan atau tidak digunakan dalam kalimat, makna kalimat
itu tidak akan berubah.
Contoh kalimat mubazir
a)
Pak Harun sudah berangkat menuju ke Bandung tadi pagi.
Contoh kalimat yang tidak mubazir
a)
Pak Harun sudah berangkat ke Bandung tadi pagi.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat ditarik
kesimpulan seperti berikut. Pleonasme di sini dipakai untuk menandai kesalahan
berbahasa karena pemakaian kata yang berlebihan yang berupa penggunaan kata
bersinonim, dua pernyataan bentuk jamak, dan dua pernyataan resiprokal.
8. Kata
Serapan yang Digunakan dalam Kalimat
Proses penyerapan dalam kalimat
dapat dilakukan dengan atau tanpa pengubahan yang berupa penyesuaian ejaan atau
lafal. Istilah asing yang ejaannya bertahan dalam banyak bahasa dipakai juga
dalam bahasa Indonesia dengan syarat diberi garis bawah atau dicetak miring.
Contoh kata serapan:
a) Narcotic
‘ narkotik
9. Kesalahan
Logika kalimat
Logika kalimat adalah hubungan yang
logis antara suatu kalimat (proposisi) dengan kalimat lain. Contoh :
Paman sangat kaya, tetapi badannya sangat gemuk.
Kalimat tersebut tidak logis karena
hubungan makna antara klausa pertama dengan klausa kedua tidak sesuai atau
tidak dapat diterima oleh akal. Komponen sangat
kaya tidak berantonim dengan sangat
gemuk. Keduanya lebih tepat jika dihubungkan dengan kata penghubung dan. Kalimat tersebut menjadi logis
jika:
Paman sangat kaya dan badannya sangat gemuk.
Daftar
Pustaka
Kridalaksana,
Harimurti. 2001. Kamus Linguistik.
Jakarta: Gramedia.
Markhamah,
Atiqa Sabardila. 2010. Analisis Kesalahan: Karakteristik & Bentuk Pasif. Surakarta:
Ok kak mksih.. Ini sangat membantu
BalasHapus