Tes
bahasa dimaksudkan mengukur kemampuan peserta didik sesuai dengan sifat
pembelajaran bahasa (ditinjau dari kedudukan bahasa apakah berupa bahasa ibu,
bahasa kedua atau bahasa asing).
Komponen
tes bahasa mencakup tes kompetensi kebahasaan, berbahasa, sastra, dan
bersastra.
A. Tes
kompetensi bahasa mencakup (1) tes
struktur gramatikal yang (morfologi dan
sintaksis) dan (2) tes kosakata (aktif
dan pasif).
B. Tes
kegiatan kompetensi mencakup (1) tes kompetensi aktif reseptif (membaca dan
menyimak) dan (2) tes kompetensi aktif produktif (berbicara dan menulis).
C. Tes
kompetensi bersastra mencakup (1) sastra dan (2) bersastra.
Jenis
Tes Kebahasaan
Tes
yang secara berturut-turut di kenal dalam dunia pembelajaran adalah:
1. Tes
diskret (tes yang hanya menekankan/ menyangkut satu aspek kebahasaan pada satu
waktu.
2. Tes
pragmatik (suatu prosedur/ tugas yang menuntut untuk menghasilkan konteks
linguistik dan menghubungkannya dengan konteks ekstralinguistik).
3. Model
asesmen otentik (suatu bentuk tugas yang meminta pembelajar untuk menunjukkan
kinerja sebagaimana dilakukan di dunia nyata secara bermakna).
Muller (dalam
Nurgiyantoro, 2010: 310) mengemukan ada beberapa langkah dalam pengembangan asesmen otentik yaitu meliputi penentuan standar, penentuan tugas otentik,
pembuatan kriteria, dan pembuatan rubrik.
Jenis asesmen otentik
diantaranya adalah: (1) penilaian kinerja (dimaksudkan untuk menguji kemampuan
peserta didik dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, (2)
penilaian lisan (disebut juga penilaian kinerja kebahasaan), (3) pertanyaan terbuka
(dilakukan dengan memberikan pertanyaan/ stimulus/ tugas), (4) menceritaknan
kembali teks atau cerita, (5) portofolio (kumpulan karya peserta didik yang
dikumpulkan secara terencana), (6) proyek (kegiatan investigasi yang dimulai
dari perencanaan, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar