Minggu, 22 April 2012

Sinopsis Drama Pelacur


Pada suatu malam di ruang tamu sebuah rumah terlihat seorang wanita bernama Eliza sedang merapikan botol-botol di atas meja dan merias diri. Terdengar sura ketukan pitu dari luar. Eliza berkata jangan keluar pada orang yang ada di kamarnya. Eliza membukakan pintu dan terkejut melihat sosok gelandangan yang pernah Ia jumpai di stasiun kereta. Eliza menayakan pada gelandangan itu tentang bagaiman gelandangan itu sampai dirumahnya. Eliza melarang gelandangan itu masuk ke rumahnya karena sedang ada tamu.
Gelandangan itu mengatakan perihal kedatangannya ke rumah Elisa. Gelandangan itu meminta Eliza untuk menjadi saksi bahwa ia tidak pernah berbuat apa-apa dalam kereta. Gelandangan itu meminta Eliza untuk menyembunyikannya karena gelandangan itu sedang diburu polisi. Eliza tiak mau memenuhi kehendak gelandangan itu. Setelah gelandangan itu memohon dan merengek-rengek di depan Eliza, Elisa akhirnya bersedia untuk menjadi saksi dan menyampaikan kebenaran. Gelandangan itu pun segera keluar dan mencari tempat persembunyian lain.
Eliza menyuruh Firdaus untuk keluar dari kamarnya. Firdaun mengira bahwa yang datang tadi adalah polisi. Firdaus meminta Elisa untuk merapikan temapat tidur. Mereka berdua kemudian mulai bercumbu dan menikmati malam itu. Setelah selesai Eliza membahas apan yang dilakukan Firdaus pada dirinya. Ternyata apa yang dikatakan Eliza selalu dibantah oleh Firdaus karena Ia merasa malu. Firdaus memberikan uang sepuluh ribu sebagai imbalan atas apa yang diberikan Eliza pada dirinya. Akan tetapi Elisa menolaknya karena Eliza merasa itu tidak pantas untuk orang yang telah menjamah seluruh tubuhnya. Perdebatan diantara keduanya semakin panas hingga membuat Firdaus merasa kesal. Firdaus merangkul Eliza dari belakang dan mencekiknya. Eliza memberontak hingga Firdauz melepaskannya. Firdaun menggunakan segala cara untuk  dapat membantah kata-kat Eliza hingga Firdaus mengancam akan memasukkan Eliza ke dalam bui karena Firdaus merupakan anak petinggi polisi. Hal itu pun tidak mempengaru Eliza pada pendiriannya. Firdaus kemudian menuduh Eliza telah diperkosa gelandangan itu namun Eliza membantahnya lagi karena itu tidak mungkin.
Firdaus menceritakan apa yang dikatakan Wardan padanya. Mereka berdua mendekatimu. Tak lama kemudian mereka memaksamu dengan kekerasan. Kau berteriak minta tolong, dan datanglah orang-orang yang hendak menolong. Seorang di antara gelandangan itu menghunus belati, dan yang lain meloloskan diri. Eliza pun mengelaknya dan menceritakan jika tidak benar sama sekali. Dua orang gelandangan itu tenangtenang saja, malah mereka sedikitpun tidak melihat ke arahku. Kemudian masuklah empat orang sepertimu, dan dua orang dari mereka merapatkan badannya kepadaku. Mereka sepertinya sedang mabuk. Mereka berkata bahwa di sana bau busuk dan mereka hendak menghajar dua orang gelandangan itu. Tentu saja orang-orang itu membela diri dengan sekuat tenaga. Kemudian salah seorang pemabuk itu terkena tinju pada matanya, dan langsung ia mencabut pistol dan menembaknya, sedangkan yang satunya melarikan diri.
Firdaus meminta kesaksian Eliza untuk mengatakan bahwa Thomas tidak bersalah karena membunuh gelandangan yang dianggap sebagai sampah. Firdaus berkata jika Thomas adalah keponakannya. Eliza tetap bertahan untuk menyampaikan kebenarannya. Eliza menyadari jika Firdaus ingin mengorak keterangan darinya tetapi Ia menyesal mengapa Firdaus harus menidurinya.
Terdengar ketukan kemudian pukulan pada pintu. Eliza membukakan pintu dan terlihat dua orang polisi datang. Eliza menyuruh Firdaus sembunyi tapi malah Firdaus membukakan pintu. Eliza menolak kedatangan kedua polisi itu meskipuin telah menunjukkan tanda pengenalnya. Firdaus menunjukkan uang yang tadi diberikan pada Eliza dan mengatakan bahwa Eliza membuka pelayanan di rumahnya. Eliza membantah semua tuduhan yuang dikatakan Firdaus. Kedua orang polisi terus memaksa Elisa untuk membaca dan menandatangani pernyataan yang dibawanya. Setelah kesal untuk meyakinkan Eliza Firdaus kemudian menunjukkan pada Elisa foto seorang kolonel yang dikenalinya
Kolonel datang menolong Eliza yang terpojok oleh dua orang polisi dan Firdaus. Kolonel menceritakan tentang Ibu Thomas yang telah membesarkankan Thomas dengan segala kesulitannya. Eliza merasa tersentuh dengan certita yang disampaikan ibu Tita. Eliza pun kemudian bersedia untuk menandatangi pernyataan tersebut. Setelah mendapatkan tanda tangan mereka pun meninggalkan Eliza.
Keesokan harinya gelandangan datang ke rumah Eliza dan bersembunyi dirumahnya. Pada saat yang bersaam kolonel menemui Eliza menyampaikan berita jika Thomas telah bebas dari semua tuduhannya.  Gelandangan mengetahui jika Eliza telah membohonginya. Setelah kolonel pergi gelandangn itu keluar dari persembunyiannya. Kemudian dari luar rumah terdengar sirine polisi yang menandakan jika perburuan atas gelandangan dimulai dengan tuduhan perkosaan. Eliza menyuruh gelandangan bersembunyi dan mengambil pisau yang ditaruh dilaci meja. Gelandangan itu bersembunyi dikamar mandi. Pintu dibuka dan Firdaus masuk. Setelah menayakan tentang gelandangan itu Firdaus menyadari bahwa gelandangan itu ada diruah Eliza. Gelandangan itu pun kemudian berlari keluar dan terlibat dalam penembakan yang dilakukan polisi diluar. Firdaus mengatakan bahwa ia benar-benar ingin memilki Eliza karena Ia telah jatuh hati pada Eliza.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar