Jumat, 20 April 2012

Hakikat Apresiasi Sastra



Istilah apresiasi berasal dari bahasa inggris "apresiation" yang berarti penghargaan, penilaian. Bentuk itu berasal dari kata kerja " ti appreciate" yang berarti menghargai, menilai,mengerti dalam bahasa indonesia menjadi mengapresiasi.Dengan demikian, yang dimaksud dengan apresiasi sastra adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, baik yang berbentuk puisi maupun prosa. Apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaa

Menurut Panuti Sudjiman, 1984: kata apresiasi puisi berasal dari kata “to appreciate“ yang artinya menilai secara tepat, memahami dan menikmati. Apresiasi sastra ialah kegiatan penghargaan terhadap karya sastra yang didasarkan atas pemahaman. Dalam Kamus Istilah Sastra terdapat pengertian apresiasi sastra yaitu penghargaan atas karya sastra sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan dan peningkatan yang didukung oleh kepekaan batin terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

Apresiasi sastra dapat diartikan sebagai pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap nilai sastra yang dapat menimbulkan kegairahan terhadap sastra itu, serta menciptakan kenikmatan yang timbul sebagai akibat semua itu. Dalam mengapresiasi sastra, seseorang akan mengalami sebagian kehidupan yang dialami pengarangnya, yang tertuang dalam karya ciptanya. Hal ini dapat terjadi karena adanya day empati yang memungkinkan pembaca terbawa ke dalam suasana dan gerak hati dalam karya itu. Kemampuan menghayati pengalaman pengarang yang dituliskan dalam karyanya dapat menimbulkan rasa nikmat pada pembaca. Kenikmatan itu timbul karena pembaca (1) merasa mampu memahami pengalaman orang lain; (2) merasa pengalamannya bertambah sehingga dapat menghadapai kehidupan dengan yang lebih baik; (3) merasa kagum akan kemampuan sastrawan dalam memberikan, memadukan, dan memperjelas makna terhadap pengalaman yang diolahnya; dan (4) mampu menemukan nilai-nilai estetik dalam karya itu.

Apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, pengghargaan, kepekaan, pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.( Effendi, hal : 6).  Apresiasi puisi adalah menyebut rangkaian huruf-huruf yang tertulis dalam sajak, tetapi dasar itu, kita menempatkan diri sebagai pencipta puisi itu.(Aftarudin pesu,1984. Pengantar Apresiasi Puisi).
Apresiasi dapat diartikan usaha pengenalan suatu nilai terhadap nilai yang lebih tinggi. Apresiasi itu merupakan tanggapan seseorang yang sudah matang an sedang berkembang ke arah penghayatan nilai yang lebih tinggi sehingga ia mampu melihat dan mengenal nilai dengan tepat dan menanggapinya dengan hangat dan simpatik. Seseorang yang telah memiliki apresiasi tidak sekedar yakin bahwa sesuatu yang dikehendaki menurut perhitungan akalnya, tetapi menghasratkan sesuatu itu-itu benar-benar berdasarkan jawaban sikap yang penuh kegairahan untuk memilikinya.

Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita mendengar istilah apresiasi. Barangkali dalam benak kita muncul pertanyaan: apa itu apresiasi? Istilah apresiasi muncul dari kata appreciate (Ing), yang berarti menghargai. Sehingga secara sederhana dapat dikatakan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan untuk menghargai sastra. Namun, dalam perkembangan berikutnya pengertian apresiasi sastra semakin luas. Banyak tokoh mencoba memberikan batasan tentang apresiasi sastra. S. Effendi memberikan batasan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pada cipta sastra tersebut. Sedangkan tokoh lain , Yus Rusyana mendefinisikan apresiasi sastra sebagai pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap nilai karya satra, dan kegairahan serta kenikmatan yang timbul sebagai akibat dari semua itu.
Dua batasan yang dikemukakan oleh dua tokoh di atas pada prinsipnya tidak saling bertentangan, tetapi justru saling melengkapi. Perbedaan yang tampak hanyalah terletak pada penggunaan istilah saja.

Tarigan (1984: 233) mengatakan bahwa apresiasi sastra adalah penafsiran kualitas karya sastra pemberian nilai yang wajar kepadanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang jelas, sadar serta kritis.

S. Effendi memberikan batasan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pada cipta sastra tersebut.  Sedangkan tokoh lain, Yus Rusyana mendefinisikan apresiasi sastra sebagai pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap nilai karya satra, dan kegairahan serta kenikmatan yang timbul sebagai akibat dari semua itu.
Dua batasan yang dikemukakan oleh dua tokoh di atas pada prinsipnya tidak saling bertentangan, tetapi justru saling melengkapi. Perbedaan yang tampak hanyalah terletak pada penggunaan istilah saja. Lepas dari perbedaan istilah yang dipakai oleh dua tokoh tersebut, pada intinya kegiatan apresiasi sastra didasari oleh pengertian bahwa karya sastra itu indah dan bermanfaat (dulce et utile). Dengan kata lain, di dalam karya sastra terkandung nilai-nilai hidup. Untuk itu, apresiasi sastra bertujuan mengasah sikap peka terhadap persoalan hidup, mempertebal nilai moral dan nilai estetis dalam diri . Untuk dapat memahami dan memperoleh nilai-nilai dalam karya sastra, tidak ada cara lain kecuali membaca, bergaul, dan mengakrabi karya sastra itu sendiri.

Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciatio yang berarti mengindahkan atau menghargai. Menurut Gove istilah apresiasi mengandung makna (1) pengenalen melalui perasaan atau kepekaan batin dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Squeire dan Taba berkesimpulan bahwa sebagai suatu proses, apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yakni (1) aspek kognitif, (2) aspek emostif, dan (3) aspek evaluatif.
Apresiasi sastra melelui pendekatan parafratis adalah strategi pemahaman kandungan makna dalam suatu cipta sastra dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan pengarang dengan menggunakan kata-kata maupun kalimat yang berbeda dengan kata-kata dan kalimat yang digunakan pengarangnya.
Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra, Bandung. Sinar Baru
Apakah apresiasi sastra? Dalam buku Apresiasi Sastra (Adyana Sunanda), Apresiasi sastra akan lebih mudah dipahami daripada sebuah definisi. Artinya kita perlu cara lain untuk memahaminya.
Kita perhatikan lebih dulu bagaimana perilaku anak kecil yang sedang belajar bebicara, yang sedang asyik bercakap dengan boneka, atau sedang sibuk memondarmandirkan mobil-mobilan dengan meniru-nirukan derum suara mobil yang pernah didengarnya. Mengapa? Perilaku anak kecil itu mirip dengan perilaku yang biasanya diperlihatkan cipta sastra (karya sastra): tidak berpura-pura, tetapi sewajarnya; tidak sembunyi-sembunyi, tetapi terus terang; tidak bermuka dua, tetapi jujur; tidak diam, tetapi aktif menciptakan hal-hal yang baru dengan sungguh-sungguh dan penuh fantasi.
Mari kita amati gerak-gerak dan bibirnya ketika ia bicara. Cukup manis, bukan? Dari kemanisan gerak-gerak itulah biasanya terlontar ucapan-ucapan baru, kata-kata baru atau kalimat-kalimat baru, yang tidak biasa keluar dari mulut orang biasa. Semua itu diciptakannya dengan sungguh-sungguh dan tanpa dibuat-buat, sehingga terdengar hidup dan menarik. Kita tidak akan merasa jemu mendengarnya. Sebaliknya kita akan merasa senang.
Kita perhatikan perilaku anak kecil itu dengan bonekanya. Cukup menarik, bukan? Ia menidurkan, membelai, dan mengusap boneka, laksana seorang ibu terhadap anaknya. Ia membujuk atau menanya, seakan boneka itu bisa berbicara. Ia pula yang menjawab, seakan ia boneka itu sendiri. Semua itu dilakukannya dengan sungguh-sungguh, tanpa pura-pura dan penuh fantasi sehingga hidup dan memikat hati pula. Kita akan merasa senang melihat perilaku anak kecil itu.
Bagaimana pula dengan mobil-mobilan itu? Perhatikan baik-baik gerak tangan, mulut, bibir, atau mimik wajahnya. Amatilah tiruan suara mobil yamg terlontar dari mulutnya. Tiruan suara itu kadang-kadang mirip benar dengan suara sesungguhnya. Semua itu dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh fantasi, tanpa berpura-pura, tetapi sewajarnya, sehingga terlihat dan terdengar hidup dan menarik hati.
Jika apa yang dilakukan dan diucapkannya dengan sungguh-sungguh, terus-terang, jujur, wajar, dan penuh fantasi itu sering kita perhatikan dengan kesungguhan penglihatan dan pendengaran, maka kita akan memahami dan mengerti baik-baik perilaku anak kecil itu. Pengertian yang baik inilah yang menyebabkan kita akan dapat menghargai sebaik-baiknya pula perilaku anak kecil itu. Artinya kita menghargainya dengan penuh kesadaran dan perasaan-perasaan yang mulia. Dengan kata lain, kita dapat mengapresiasi perilaku anak kecil itu.
Pengertian apresiasi terhadap cipta sastra mirip benar dengan pengertian apresiasi terhadap perilaku anak kecil itu.  Cipta sastra sajak, cerita, atau drama adalah perwujudan pengalaman-pengalaman sastrawan atau pujangga yang diungkapkan dengan jujur, terus-terang, sungguh-sungguh, dan penuh imajinasi (daya bayang) dengan bahasa yang khas pula. Kejujuran, keterus-terangan, kesungguhan, kekayaan imajinasi, dan bahasa yang khas itulah yang menyebabkan pengalaman-pengalaman yang diungkapkan menjadi hidup dan memikat hati.
Dari penjelasan diatas dapat dirumuskan bahwa Apresiasi Sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Dalam Aftarudin Pesu (1984) “Pengantar Apresiasi Puisi”, Apresiasi puisi adalah menyebut rangkaian huruf-huruf yang tertulis dalam sajak, tetapi lebih dari itu kita menempatkan diri sebagai pencipta puisi itu.
Dalam Efendi, Apresiasi Sastra adalah membaca beragam cipta sastra sebanyak-banyaknya, mempelajari teori sastra sebanyak-banyaknya, mempelajari esai dan kritik sastra sebanyak-banyaknya, mempelajari sejarah sastra sebanyak-banyaknya.
Dalam Aminuddin, Apresiasi sastra adalah kegiatan membaca atau menikmati cipta sastra berupa teks maupun performansi secara langsung.
Sunanda, Adyana. 2010. “Bahan Ajar Apresiasi Sastra”. Surakarta
Apresiasi sastra adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, baik yang berbentuk puisi maupun prosa.


Dari beberapa pengertian di atas secara otomatis penulis akan menulis suatu karya sastra sesuai dengan apa yang di pikirkan dan berhubungan dengan keadaan saat ini. Apresiasi sastra tidak hanya pengenalan, penghayatan, penilaian, pemahaman terhadapkarya sastra tetapi agar pembaca berfikir sama dengan penulis kemudian mendukung pesan penulis. Seorang penulis tidak mungkin membuat karya sastra tanpa tujuan dan pesan, Hal ini terbukti dengan adanya penggolongan karya sastra. Contoh
  1. Angkatan 1945, bertujuan meningkatkan patriotism. 
  2. Angkatan 1965 bertujuan memprofokasi, membenci komunis dan seorang presiden yang seolah-olah adalah raja.
  3. Orde baru bertujuan membenci system dwi fungsi ABRI
  4. Modern bertujuan membangkitkan jiwa social, rasa cinta dan menyindir tentang kebodohan-kebodohan masyarakat. 

 Apresiasi Sastra adalah penimbangan, penilaian, pengalaman, pengenalan secara memadahi atau dapat diartikan sebagai menimbang nilai dengan tepat akan suatu mengerti dan menikmatinya. (Harnaby dalam Hadeak, 1989; 44).
Sikap apresiasi adalah bentuk tingkah laku yang didasari kemampuan apresiasi yang subjektif, obyektif. (Apresiasi sastra Gayo murid SMTA Kab. Aceh Tengah Dr. A)
Menurut S. Effendi, Apresiasi Sastra adalah Kegiatan menggauli karya sastra secaras ungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra
                                            
Apresiasi puisi atau apresiasi sastra pada umumnya merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap karya sastra (puisi). Sebagai penghargaan, maka langkah pertama yang mesti dilakukan adalah pembacaan teks sastra (puisi) itu sendiri. Jika apresiasi dilaku-kan dengan cara pembacaan penggalan-penggalan teks, maka itu bukanlah apresiasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar