Minggu, 22 April 2012

Sejarah Pers/ Press


        Pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggis Press. Makna secara harfiah pers berbicara tentang barang/ produk cetak.  Pers secara maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed publication). Pers berkembang menjadi dua pengertian. Dalam arti sempit pers merupakan kegiatan komunikasi yang hanya dilakukan melalui perantara media cetak (koran, majalh, tabloid). Dalam arti luas pers merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan melalui media cetak maupun elektronik. Perbedaan media cetak dan elektronik terletak pada kecepatan yang selintas/ pintas.
Falsafah pers sendiri terkait erat dengan sistem politik dan budaya yang dianut suatu negara. Ilustrasi dalam pers penggambaran yang mendekati aslinya.
“Four Theories Of the Press” karya Siebert dan Petersen (4 teori pers)
      1.      Authoritarian theory / Authoritarian pers
Pers otoriter falsafah ini berkembang pada abad ke-16 (1600 an) pad akhir zaman Renaisans. Pers sebagai alat penguasa. Teori ini menganggap bahwa raja atau penguasa adalah pemilik kebenaran karena mereka memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan.
      2.      Libertarian theory / Libertarian Pers (pers bebas).
Pers menuntut kebebasan yang sesungguhnya. Didasari oleh filosofi hakikat manusia, hakikat masyarakat, hakikta negara dan hakikat pengetahuan dan kebenaran.
      3.      Social Responsibility Theory/ Pers (pers yang bebas bertanggungjawab)
Muncul pada abad ke-20 di Amerika Serikat. Berdasar pada kebebasan yang mengandung tanggung jawab sepadan, di mana pers memiliki tanggung jawab untuk menginformasikan, mendidik, dan memajukan masyarakat.
      4.      Soviet Comminist Pers.
Muncul saat Uni Soviet masih berdiri, disertai dengan tradisi Marxis (menganggap bahwa dalam suatu masyarakat orang-orang seharusnya tidak berbeda pandangan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar