Pers berasal dari bahasa Belanda,
yang dalam bahasa Inggis Press. Makna secara harfiah pers berbicara tentang
barang/ produk cetak. Pers secara maknawiah
berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed
publication). Pers berkembang menjadi dua pengertian. Dalam arti sempit pers
merupakan kegiatan komunikasi yang hanya dilakukan melalui perantara media
cetak (koran, majalh, tabloid). Dalam arti luas pers merupakan kegiatan
komunikasi yang dilakukan melalui media cetak maupun elektronik. Perbedaan
media cetak dan elektronik terletak pada kecepatan yang selintas/ pintas.
Falsafah pers
sendiri terkait erat dengan sistem politik dan budaya yang dianut suatu negara.
Ilustrasi dalam pers penggambaran yang mendekati aslinya.
“Four
Theories Of the Press” karya Siebert dan Petersen (4 teori pers)
1. Authoritarian
theory / Authoritarian pers
Pers otoriter falsafah ini berkembang pada abad
ke-16 (1600 an) pad akhir zaman Renaisans. Pers sebagai alat penguasa. Teori
ini menganggap bahwa raja atau penguasa adalah pemilik kebenaran karena mereka
memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan.
2. Libertarian
theory / Libertarian Pers (pers bebas).
Pers menuntut kebebasan yang sesungguhnya. Didasari
oleh filosofi hakikat manusia, hakikat masyarakat, hakikta negara dan hakikat
pengetahuan dan kebenaran.
3. Social
Responsibility Theory/ Pers (pers yang bebas bertanggungjawab)
Muncul pada abad ke-20
di Amerika Serikat. Berdasar pada kebebasan yang mengandung tanggung jawab sepadan,
di mana pers memiliki tanggung jawab untuk menginformasikan, mendidik, dan
memajukan masyarakat.
4. Soviet
Comminist Pers.
Muncul saat Uni Soviet
masih berdiri, disertai dengan tradisi Marxis (menganggap bahwa dalam suatu
masyarakat orang-orang seharusnya tidak berbeda pandangan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar